Prosa

Padahal kumcer dan novel itu prosa yang beda, kok tega2nya disatukan. Itulah suatu pemaksaan diri panitia KLA 2010 yang memasukkan novel dan kumcer dalam satu barisan untuk dinilai dalam katagori prosa

Penulis dan Dukun

dunia seni selalu begitu, tembus waktu. firasat paling dalam dituangkan dalam karya utk dirasakan secara inderawi. sayangnya sering seniman gak sadar kalau itu adalah sebuah suara dari alam lain.lha dukun pinter jualan.perlu kepercayaan diri untuk kepastian yang diucapkan penulis. sayangnya penulis selalu mencari yg baru, sehingga 'sering lupa mau bilang apa' begitu karyanya sudah jadi tentang suatu yang dimintakan konsultasi. yang dipikir sesudah novel pertama apa novel kedua, padahal pendekatan masing2 novel mungkin beda. kalau gak beda akan terjadi pengulangan, lalu dibilang orang "kok sama," entah di sisi mana.

Kanon Otak Kanan

sippp. ada satu saran dari seorang dosen sastra, kira-kira begini, "jangan terlalu banyak membaca teori sastra, bisa merusak kemurnian otak kanan. sedang daya cipta murni otak kanan-lah yang sanggup mencipta karya kanon."
tentu ada kiat menghadapi hal ini, ya...