Lelaki Bermata Sungai


Cerpen: Yonathan Rahardjo

Yang mengangkat telepon adalah ayahnya, dengan kaki selutut terendam air di dalam rumah. Berita yang ia dengar membuatnya pilu, ayah dan ibunya yang sedang sakit mengungsi akibat rumah terkena musibah banjir. Mereka ditampung di rumah ibadat terdekat, namun ayahnya kini sendiri di dalam rumah, menyelamatkan barang-barang.

Sore pada hari itu juga, ia menuju kota kelahirannya dengan menumpang kereta api yang harus memutar lewat jalur selatan Pulau Jawa, karena jalur utara putus terendam banjir. Sepanjang perjalanan kereta panjang gabungan Gumarang-Sembrani, ia duduk di lantai kereta, mojok di pintu dekat sambungan gerbong, karena memang ia mendapat karcis tanpa tempat duduk lantaran kebanyakan penumpang.

Saat perjalanan, hujan mendera kereta, air hujan menerobos pintu tempatnya mojok, mengalir membanjiri lantai dan membasahi koran alasnya duduk. Ia pindah dari satu lantai ke lantai lain di dalam kereta.

Ikuti selengkapnya pada buku karya Yonathan Rahardjo yang akan diterbitkan.

Tidak ada komentar: